Hidup Lebih Damai dengan Prinsip Stoikisme

Maimunah
3 min readJul 26, 2021

--

Bagi orang-orang yang sering diliputi pikiran yang berlebihan atau cemas yang berlebihan akan sesuatu, mungkin perlu penerapan yang namanya prinsip Stoikisme ini ke dalam hidup mereka.

Definisi

Dikutip dari situs vocabulary.com, stoic adalah menjadi tenang dan hampir tanpa emosi apapun. Ketika kamu stoic, kamu tidak menunjukkan perasaanmu dan kamu juga menerima apapun yang terjadi.

Being stoic is being calm and almost without any emotion. When you’re stoic, you don’t show what you’re feeling and you also accept whatever is happening. (https://www.vocabulary.com/dictionary/stoic)

Stoikisme muncul pada jaman Yunani dan Romawi kuno, ditemukan oleh filsuf Yunani Zeno dan dikembangkan sederet filsuf Romawi Seneca, Epitectus dan Marcus Aurelius pada awal abad ke-3 sebelum Masehi. Mereka menganggap filosofi ini sangat berguna dalam keseharian karena mengajarkan mereka cara untuk tetap tenang terutama ketika menghadapi situasi sulit tak terduga.

Filsafat Stoikisme juga meyakini keberadaan Logos (Tuhan) yang menyertai dan menguasai alam semesta. Menyerahkan diri kepada semesta, dan bersikap realistis karena ada kekuatan Logos yang menyertai.

Kebijakan (wisdom) merupakan aspek yang penting untuk mencapai kebahagiaan serta mempercayai bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah diatur. Sebagaimana dikatakan oleh Epictetus:

It’s not what happens to you, but how you react to it that matters.

Ketika sesuatu yang buruk menimpa kita, ketika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi tidak ada yang bisa dilakukan selain menerima, karena segala sesuatu yang terjadi telah diatur oleh Logos. Kita harus menyikapinya dengan bijak, karena seperti kata Epictetus, bagaimana kita bereaksi dan menghadapi suatu peristiwa adalah yang terpenting. Tentang bagaimana kita bisa menerima dan menghadapinya dengan bijak.

Manfaat

Menurut saya, dengan kita memahami dan menerapkan prinsip Stoikisme ini, maka ada beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan, diantaranya:

  1. Lebih mudah menerima kenyataan
    Daripada menghabiskan energi untuk sesuatu yang diluar kendali diri, stoikisme membantu kita untuk mengalihkan fokus kepada hal-hal yang bisa kita kontrol. Contoh sederhana, apabila kita dihadapkan pada situasi diluar dugaan seperti misalnya kita sedang ada keperluan pergi ke suatu tempat namun ternyata ada pengumuman delay penerbangan selama 2 jam, alih-alih kita marah atau cemas lebih baik kita mencari cara agar waktu 2 jam tersebut dapat dimanfaatkan, entah itu mengerjakan tugas atau membaca buku, apapun kegiatan yang bisa bermanfaat bagi diri kita.
  2. Mengurangi rasa cemas berlebihan
    Kita bisa berpikir lebih jernih ketika menghadapi suatu masalah atau perlu mengambil keputusan.
  3. Menjadi tangguh secara mental
    Tidak mudah merasa putus asa dan bisa bertahan dalam berbagai kesulitan.
  4. Merasa cukup dengan diri sendiri
    Tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, namun bukan berarti tidak menerima kritikan atau nasihat. Contohnya, orang stoic biasanya tidak terlalu terpengaruh dengan komentar orang lain terhadap karyanya atau hal lain di dalam dirinya, karena orang stoic merasa cukup dan percaya diri.
  5. Lebih efisien
    Menerapkan prinsip Stoikisme membuat diri kita lebih efisien dan tidak boros. Sebagai contoh, kita akan betul-betul membeli barang sesuai dengan value diri kita sendiri, bukan karena orang lain juga membelinya atau alasan lain diluar dari diri sendiri. Contoh lainnya terhadap penggunaan waktu, kita akan lebih selektif akan menghabiskan waktu kita untuk berbuat apa.

--

--

Maimunah

Kumpulan tulisan yang tadinya hanya numpuk di pikiran. Semoga ada hal yang bisa diambil.