“Penerimaan” Membuat Segalanya Lebih Mudah

Maimunah
2 min readApr 25, 2021

--

https://pixabay.com/id/photos/perempuan-buku-harian-jurnal-865110/

Pernah gak sih berpikir kalau hidup itu pasti lebih mudah kalo gak ada kata “harus”?

  • Umur 25 harus jadi CEO
  • Setelah 2 tahun kerja, harus bisa beli mobil
  • Harus nikah di umur 22
  • 2 bulan lagi harus turun berat badan 50kg
  • dan seterusnya

Mungkin bagi sebagian orang (termasuk aku) menulis sebuah daftar keinginan itu menjadi salah satu motivasi untuk menjalani hidup, gak salah memang. Namun terkadang implementasinya kurang tepat. Bagaimana kalau ternyata dari semua daftar tersebut tidak ada yang tercapai? Lantas apakah kita langsung stress/depresi lalu tidak ingin melanjutkan hidup karena merasa sudah gagal?

Konsep “penerimaan diri” adalah salah satu kunci kebahagiaan. Kita perlu berhenti sejenak menengok ke belakang untuk mengetahui sejauh mana kita berjalan, sejauh mana progress kita. Dengan itu, akan lebih mudah menghargai dan menerima diri sendiri. Selain itu, kita jadi bisa melihat juga kekurangan kita pada proses perjalanan tersebut. Selaras dengan kutipan dari Carl Jung, “We Cannot Changes anything unless we Accept it” (Kita tidak dapat mengubah sesuatu tanpa kita menerimanya).

Kembali ke pertanyaan di awal, lalu bagaimana cara kita untuk menerima “kegagalan” dari daftar keinginan yang tidak tercapai?

Kenali diri sendiri. Ketika sesuatu tidak berjalan sesuai harapan, normalnya kita pasti akan kecewa dan mencari “sesuatu” yang dapat disalahkan. Jarang dari kita yang langsung berpikir ke dalam diri seperti “oke ini salahku, seharusnya aku tidak melakukan blablabla maka dari itu aku sebaiknya menggunakan cara blablabla untuk mencapai tersebut atau agar kejadian itu tidak terulang”. Atau sesederhana seperti misalnya ada seorang gadis yang memiliki warna kulit yang tidak termasuk standar kecantikan wanita di daerahnya lalu alih-alih membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain, gadis tersebut “menerima” kondisi dirinya dan bersyukur, sehingga waktunya tidak habis untuk berfokus pada kekurangannya tersebut.

Happiness and self-acceptance go hand in hand. In fact, your level of self-acceptance determines your level of happiness. (Kebahagiaan dan penerimaan diri berjalan beriringan. Faktanya, tingkat penerimaan diri Anda menentukan tingkat kebahagiaan Anda) — Robert Holden

--

--

Maimunah

Kumpulan tulisan yang tadinya hanya numpuk di pikiran. Semoga ada hal yang bisa diambil.